Sunday 18 November 2007

menyusuri halaman istana prinz van nederland

Hari minggu yang cerah, tanggal 4 November 2007, kami berjalan-jalan menyusuri hutan yang merupakan halaman sebuah istana milik salah satu Pangeran pewaris Kerajaan Belanda. Cerita selengkapnya kami cuplikan dari tulisan Bapak Danny Lim, orang Indonesia yang sudah bermukim dan menjadi warga negara Belanda, yang dikirim lewat milist 'Kincir Angin' Minggu 18 November.
Terima kasih Bapak Danny yang aktif menulis dan rajin mendokumentasikan setiap aktivitas yang layak direkam.
Foto no. 2 dan 3 juga hasil dari jepretan dan upload Pak Danny Lim.


Beberapa hari yang lalu Pak Danny kirim email pemberitahuan ke Kincir Angin tentang adanya acara jalan-jalan di pekarangan Istana De Horsten. Istana di desa Wassenaar itu dihuni oleh pangeran Willem-Alexander dan putri Maxima Zorreguietta serta 3 putri mereka. Istana itu milik keluarga Kerajaan Belanda, dus milik privat, tapi publik boleh jalan-jalan di situ sebab ada perjanjian antara keluarga Kerajaan dengan pemerintah daerah. Bunyi perjanjian kira-kira: keluarga Kerajaan tidak usah bayar PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) asal pekarangan istana dibuka untuk publik. Buat wong cilik, jalan-jalan di sana merupakan keasikan tersendiri. Karcis masuknya cuma 1 euro/orang, anak-anak 50 sen. Orang Belanda gandrung mengikuti kegiatan menyusuri alam seperti ini sebab bangsa Belanda adalah bangsa yang amat mencintai alam. Orang Indonesia yang di Belanda pun tidak sedikit yang menggandrungi acara jalan-jalan mengagumi alam seperti ini.
Email ajakan Pak Danny menghasilkan dua reaksi lewat japri, yang pertama dari pak Aksan Saputra "Wah, saya kepingin ikut jalan-jalan tapi tidak bisa, sebab istri sedang ada di Malaysia". Reaksi kedua dari pak Saidan Said "Saya mau ikut, bawa 4 siswa Sekolah Indonesia". Maka Ahad, 4 November 2007 kami bertemu di pintu gerbang Istana De Horsten, membeli karcis masuk 1 euro per orang dan bergabung dengan rombongan orang Belanda yang juga akan jalan-jalan di sana. Ada 3 orang guides dari IVN Leiden, semuanya bekerja gratis sukarela demi kecintaan mereka kepada alam dan entusias menalarkan pengetahuan alam mereka ke banyak orang Belanda. IVN adalah instansi pecinta alam berpusat di Leiden. Ada sekitar 20 penduduk Belanda yang turut jalan-jalan, dari Indonesia ada 8 orang yaitu pak Saidan Said and his four pupils serta saya, istri dan anak bungsu. Anak sulung Pak Danny kali ini tidak ikut sebab ujian SMA. Rombongan dibagi dua, rombongan pertama dipimpin seorang guide dan pengikutnya bule semua, rombongan kedua dipimpin oleh dua orang guides, yaitu rombongan kami bercampur dengan sekitar 10 orang Belanda.
Begitu melangkah beberapa puluh meter dari loket pintu gerbang, kami sudah masuk ke sebuah hutan kecil dengan suasana musim gugur, yaitu daun-daun berwarna kuning berguguran ke tanah. Udara di sana amat bersih dan segar. Setiap beberapa puluh meter rombongan kami berhenti untuk mengamati jamur-jamuran yang ditemukan menempel di batang pohon atau menyembul dari semak-semak. Dua guide itu dengan profesional menerangkan seluk-beluk jamur yang ditemui, juga perihal pohon-pohon di sana. Ada pohon beracun, kuda pun bisa mati bila memakan buahnya yang kecil-kecil berwarna merah itu. Namun burung yang doyan makan buahnya tidak pernah ada yang mati, guide bertanya ke kitorang ada yang tahu apa sebabnya? Karena semua pejalan kaki bungkam, guide menjelaskan "Burung cepat sekali berak, buah itu di dalam perut burung hancur dan dagingnya diserap oleh lambung burung tapi bijinya yang beracun itu belum sempat hancur di dalam perut burung sudah keburu diberakkan oleh sang burung sehingga burungnya selamat."
Selesainya acara jalan-jalan menyusuri hutan di pekarangan istana De Horsten itu, kaki dan badan terasa capai tapi enak segar. Napas kita menjadi plong karena banyak menghisap oksigen. Bila anda membayangkan pekarangan istana di Belanda mewah, itu salah besar. Pekarangan istana (dan pekarangan di mana saja di seluruh Belanda) dipertahankan keasliannya. Bahkan pohon yang tumbang tidak akan disingkirkan, dibiarkan sampai batangnya rapuh lalu diselidiki lumut-lumutan dan jamur-jamuran yang tumbuh di batang itu. Batang pohon yang tumbang buat orang Belanda simbol dari kebangkitan baru, sebab di batang yang mati itu akan tumbuh kehidupan baru berupa lumut dan jamur. Meresapi filosofi orang Belanda berkaitan dengan alam tidak akan ada habisnya, sebab alam sendiri tidak ada batasannya. Begitu akbar, begitu misterius, begitu menyegarkan, sehingga sebagai mahluk bagian alam kita harus berusaha menjaga melestarikan dan mewairkan alam ke generasi yang akan datang.
Pak Saidan bertanya ke guide "Ada ular di sini?" Pak Danny menyela "Andaikata ada, ularnya pasti terbirit-birit lihat kumis pak Saidan" :-). Just kidding.









Kepala Sekolah Indonesia Nederland, his four pupils and Danny Boy.



Wednesday 7 November 2007

PENYEJUK HATI...PENENTRAM JIWA....

RESEP MUJARAB GALIAN AWET MUDA….

1. Sabar, tawakkal, ikhlas, jujur, rendah hati, banyak syukur dan dzikir
2. Bersih jiwanya, bersih hatinya, bersih badanya, bersih pakaianya, bersih tempat tinggalnya, dan bersih lingkungannya.
3. Bersuci dan sembahyang dengan teratur, rajin dan berserah diri kepada YME.
4. Minum/ makan makanan yang segar, bergizi, baik, halal dan tidak berlebihan
5. Banyak shodaqoh, infaq, zakat dan amal jariyah lain dengan tulus

6. Jangan mudah terpancing emosi dan jangan tergesa gesa
7. Istirahat dan tidur yang cukup dan bermutu.
8. Olah raga fisik dan jiwa yang teratur seperti meditasi, yoga, joging, senam dll.

9. Hindari semua hal yang beracun/ subhat dalam hidup seperti racun dalam makanan, racun dalam hubungan, racun perasaan, racun lingkungan dan penyakit hati lainnya.
10. Toleran, bijak dan luwes dalam menghadapi dan memecahkan berbagai persoalan.
11. Memandang masalah sebagai peluang dan mengambil hikmah darinya.
12. Hidup saling menghargai, saling menghormati dan saling kasih sayang baik dengan sesama manusia maupun mahluk-mahluk lain serta alam seisinya.
13. Terus bersemangat untuk meningkatkan diri dalam berbagai hal, baik wawasannya, kearifanya, kebijaksanaanya, ilmunya, amalnya, kemampuanya dan manfaatnya bagi sesama dan alam semesta.


Den Haag, 07 November 2007..
HambaAlloh

Tuesday 6 November 2007

Wheladalah...Kang Kungker.. martabatbangsaku dimana....?

Sedulur2ku kabeh sing tak tresnani..nang bumi endi baen....Pokoke aja dadi penggalih tulisan kiyeh kur kanggo adem2 pikiran lan ati sing lagi bae ngalami gumun, getun, eram, kaget, shock apa mbuh istilahe....pokoke ora ana ukara nggo nggabarna kedadean sing miturut nyong jan ora tinemu ngakal. Lha ana wong sing gede2 drajate dhuwur2 pangkate dadi wong penting utawa dadi pejabat punggawaning praja sing desubya subya nang kantore utawa nang daerahe....pada dewedeni anak buahe ...pada desunggi sunggi nang bawahane...mbasan klayaban maring manca negara koh kaya bocah cilik sing urung tau mambu sekolahan... Sakarepe dewek ora nganggo adab sesrawungan sing lumrah....Apamaning srawung karo wong lan lembaga sejen bangsa sejen budaya lan sejen negara. sing kudune ngerti tata krama lan etika sing nggambarna martabat lan kehormatan diri lan bangsane dewek....Lha jere kepengin kungker2 lan stuba2 kaya crita wingenane...wis njaluk detulungi kon nggoletna lembaga sing arep detuju...wis degawekna janji utawa kesepakatan kunjungan...wis dewenehi foto kopi surat resmine...wis nggah..nggih..setuju lan siap...wis deomongi langsung pas ketemuan...lha pas tekan nggon2ne...lha koh pada ora teka..ora ana kontak lan ora ngabari....


Lha kaya ngapa rasa wirang, bingung, gelisah lan isin ora karuan..soale lembaga sing arep detuju wis siap2 sakabehe merga kepengin ngormati tamu2 penting minangka nyambung kamitran utamwa kalembagan.....Enggane pada ora mblenjani....ora pada cidra...wah pokoke manfangate gede banget awit lembaga mau seneng banget menawa ana pihak sing gelem nyambung kamitran....apamaning siki nang Ngindonesia lagi degalakna sekolah sekolah bertaraf Internasional sing pancen deamanahna nang Undang Undang Pendidikan. Crita lengkape nganggo bahasa Ngindonesia baen yah......


Dengan segala kerendahan hati dan ketulusan perkenankanlah kami menyampaikan laporan singkat kunjungan rombongan Pejabat Depdiknas Pusat dan Propinsi ( 12 orang ) ke Sekolah Indonesia Nederland ( SIN ) dan Sekolah2 Internasional serta Lokal di Den Haag Belanda.

1. Bahwa rombongan telah berkunjung ke SIN dan beramah tamah dengan kami dengan sangat baik dan kekeluargaan hari Kamis tanggal 1 November antara jam 2 sore sampai jam 4 sore.

2. Sesuai dengan permintaan rombongan baik langsung, lewat perantara travel agent ke pihak SIN maupun lewat KBRI Den Haag, kami diminta untuk mencarikan sekolah Internasional dan lokal yang dapat dikunjungi oleh rombongan untuk study banding. Ditengah tengah kesibukan kami, sebagai wujud kekompakan, kekeluargaan, kehormatan dan niat yang tulus untuk membantu dan mempermudah urusan demi kepentingan dan keberhasilan sesama saudara sebangsa setanah air, kami berhasil mencari dan menghubungi sekolah2 dimaksud baik melalui telepon maupun emails ( email-email terlampir/ forward ).

3. Singkat cerita, Beliau2 rombongan sudah dikonfirmasi/ sudah acc. baik lesan ( saat bertemu di SIN ) maupun dengan copy2 email2/surat persetujuan/kesepakatan kunjungan ke salah satu sekolah internasional di Den Haag sebagai bukti hitam diatas putih bahwa rombongan akan diterima di American School of The Hague hari Senin 5 November jam 10 pagi sampai selesai ( email terforward ). Rombongan tampaknya juga sudah menghubungi sekolah tersebut lewat telepon dan fax terbukti pihak sekolah America sudah memeroleh daftar nama pejabat yang akan berkunjung dan beberapa anggota rombongan juga sudah mendapatkan jadwal pertemuan dengan beberapa pejabat sekolah tersebut. Rombongan malah meminta kami untuk menemani/mendampingi kunjungan ke sekolah tersebut.

4. Tetapi pada hari H ( Senin tanggal 5 November 2007 ) sesuai dengan jadwal dan jam yang ditentukan...rombongan tidak hadir/ tidak jadi berkunjung ke sekolah Amerika tersebut ( kami dengan seorang guru sudah menunggu sebelum jam 10 )..padahal pihak sekolah Amerika sudah menyiapkan penyambutan khusus, baik akomodasi, sampel2 dokumen2/ brosur2 yang sudah disiapkan dalam map2 rapi, maupun personel yang akan melayani dan memandu kunjungan tersebut..karena pihak sekolah tersebut juga sangat menghormati/menghargai kita mengingat dalam daftar rombongan yang mereka dapatkan adalah pejabat2 pedidikan penting di Indonesia...

5. Akhirnya dengan tata krama, keramahtamahan dan kekeluargaan kami menyampaikan permohonan ma'af yang tulus kepada pihak sekolah amerika tersebut atas ketidaknyamanan/ ketidaktepatan jadwal tersebut dan kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas penyambutan yang hangat dan penuh persaudaraan. Kami akhirnya juga dianggap telah mewakili pihak rombongan Indonesia...diajak berkeliling sesuai rencana, ditunjukan dan dipandu dengan sangat ramah ke seluruh gedung, fasilitas dan aktivitas denyut nadi sekolah tersebut ( kami dokumentasikan )....serta brosur2/bahan2 tertulis yang sudah disiapkan rapi dalam map beserta kartu2 nama pejabat terkait sekolah yang bisa dihubungi untuk tindak lanjut diserahkan secara simbolis kepada kami untuk dapat serahkan kepada Pejabat2 Depdiknas RI Pusat/Propinsi dimaksud.

6. Kami, dengan sopan santun keramahtamahan dan keluwesan, akhirnya juga membatalkan janji kunjungan ke sekolah lokal Belanda yaitu Voorvlinder School di jalan Diamanthorst Mariahoeve Den Haag yang sudah kami buat untuk hari dan tanggal yang sama...yang rencananya dilakukan setelah kunjungan ke Sekolah Internasional Amerika yaitu untuk jam 1 siang, sesuai dengan permintaan rombongan untuk memeproleh gambaran perbandingan yang lengkap antara sekolah Internasional dan Lokal di Belanda.
Demikian laporan ini kami buat dengan sebenarnya, apabila ada kekurangan/ kehilafan kami mohon ma'af yang sbesar besarnya. Atas perhatian dan perkenannya kami haturkan terima kasih.

Den Haag, 05 Nov. 2007

Saturday 3 November 2007

Karya Satya.......Tukang Ngarit (2)

Ya kader anu arep pada ora urip terus ikih ...inyong arep nerusnna critane bocah tukang ngarit mau.....
Jaman sengiyen....nyong ya ora mudeng koh menungsa pada duwe lakon kaya jaman jahiliah..ora pada gelem tulung tinulung kanthi welas asih..nanging pada adigang adigung adiguna....sewiya wiya karo wong mlarat.....ujare sing mulya lan kinormatan kue kur awake deweke....angger ana wong kecingkrangan ora dimelasi malah dinyek dipilara....malah detambahi drengki srei nek bocah sing deanggep mlarat lan kere kue ketone ulih kanugrahan rahmat sekang GustiAlloh...misale bocahe tetep tabah,,,,tawakal....sabar...nrimaan.....sekolahe pinter...adabe apik....lakone bener......

Jaman semana sebab wong tuaku ora ana wragad ya ora ana sedulurku sing kon sekolah....kaya inyong sekolah ya sebab nekat sarto sebab kersane lan rahmate GustiAlloh kanti perjuangan sing maneka werna....upama bocah2 sedulur2ku kabeh gelem sekolah tur ya pinter..wong tuane inyong ya ora mudeng..ora tau nggatekna...ora tau urusan lha...wong panjenegane sakloran jaman cilik ya ora sekolah...ibarate urip saringan detinggal mati wongtuane..ya mbah2e inyong... awit cilik...dadi gede cilike yatim piatu dipupu diopeni karo dulur2 paman bibine... Jere critane ya melasi...jaman ora enak..langka wong tua...esih cilik ngalami urip nelangsa.....ning ya alhamdulillahe wong tuane inyong sakloron hikmahe dadi ngerti rasane didlolime lan dilarani ati..utawa depilih kasih lan desewiyah wiyah.....mulane dadi sensitif banget mulane ngajari anak2 e kon sing pada priyatin, ngalah luhur wekasane, ora kena pada licik utawa dlolim, kon sing jujur, kerja keras lan guyub rukun.... ora usah pada gumunan, ora iri, drengki lan melik marang duweke liyan.......

Jan jaman inyong cilik.....ya wis jaman modern....udu jaman kuna...sekolah ora tau sangu duwit lha wong nggo tuku uyah lombok rama beyunge be senen kemis,...Jaman sekolah esngempe ya ndaftar dewek...ora ana sing ngatar utawa ndampingi utawa marah2i utawa mbimbing2... sekolahe adoh 10 kilometeran...mlaku...mangkat esuk bar subuh kanti dikancani suarane manuk getilang...( ya ganu esih akeh manuk...lan umahku nang pinngir gunung ndesa adoh sekang kutha utawa gili gede ).....ora nganggo sepatu ( lha ora duwe...ya ana guru sing maune urung ngerti inyong ...gara2 ora nganggo sepatu nyong deomehi enthong bersih, dearani bocah nakal badhung trus detokna ora ulih melu pelajaran..)....Ndina ndina nek bali sekolah ya mlaku ..... udan, panas ,angin, bledug...ya nggo kanca mlaku...ngelak ngelih kencot ya delakoni...lha arep ora trima kepriwe...mbok kesuha ya ora ana bedane tetep kencot lan ngelak..... Ya kadang nelangsa thok ngger weruh lan delewati kanca2 sing pada numpak sepeda pada guyon2 karo penjorangan lan glewehan..ya Ngindonesia pada bercengkerama, bersendagurau bercanda ria....karo dulat dulit senggal senggol,,,,ningen langka sing nawani boncengan...ya merga eman2 boncengane mbok tugel ndean....ya kaeh sing pada duwe sepeda ya biasane anak2 wong sing ekonomine 'normal' utawa pejabat2 desa kayadene anake guru2 ngesde, lurah2 dll...mulane sebab nyong anake wong sudra anggepe...kanca2 pada rumangsa ora sepadan nganggep inyong..... Ya ora apa2 kiye crita siki ya kur nggo kawruh kanggo anak putuku mbesuk .... ( wis dhisit..ngesuk sambung maning...)

POM...BP3...Komite Sekolah......kepriben jane...

FOTO DG DUBES RI UTK ARAB SAUDI
PROF. DR. SALIM SEGAF AL JUFRI,
BACKYARD SIN WASSENAAR NEDERLAND AUGUST 2007



MBS = Masyarakat Bayar Sendiri

Darmaningtyas
INAWATI (13) gadis cilik dari Bogor itu menuturkan, dirinya tidak sekolah ke jenjang SLTP karena tidak punya biaya. Ayahnya seorang pengangguran, kadang menjual minuman botol. Sementara ibunya hanya pekerja rumah tangga. Karena keinginan sekolahnya tinggi, ia masuk ke sanggar belajar yang difasilitasi lembaga swadaya masyarakat. Namun, itu tidak dikatakan kepada ibunya karena pasti tidak diizinkan. Ibunya menuntut dia bekerja untuk menopang ekonomi keluarga.
KISAH itu terungkap saat dialog dengan anak-anak miskin di Jakarta, 23 Juli 2004, yang diprakarasai Yayasan Kelopak dan kawan-kawan. Ketika ditanya, "siapa yang tidak bersekolah?", ternyata yang tunjuk jari lebih dari 10 anak atau sekitar 20 persen dari anak-anak yang hadir. Semua anak yang tidak bersekolah itu memiliki alasan sama: tidak ada biaya dan dituntut bekerja oleh orangtuanya. Di Yogyakarta, ada orangtua yang menunda anaknya masuk sekolah dasar (SD) guna menunggu kakaknya lulus dulu sehingga bebannya tidak berat.
Bila kita melihat bahwa stratifikasi sosial di masyarakat "didominasi" kelas bawah, kasus anak-anak tidak bisa sekolah karena masalah biaya itu menjadi amat banyak, jumlahnya mencapai jutaan, hanya saja tidak termonitor.
Atas keadaan itu, negara juga tidak peduli terhadap nasib orang miskin. Terbukti, pada acara dialog itu, tidak seorang pun pejabat negara hadir meski Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) diundang. Bahkan, wakil dari Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan yang berjanji hadir pun tidak jadi datang. Mereka memilih pergi ke Ancol yang dihadiri Presiden Megawati serta anak-anak kaya dan pintar. Anak-anak yang miskin dan terpinggirkan tidak memperoleh perhatian sama sekali.
Kemiskinan dan ketidakadilan
Kemiskinan dan ketidakadilan merupakan akar masalah dari persoalan rendahnya angka partisipasi di SLTP sehingga Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP baru mencapai 77,40 persen meski program Wajib Belajar Sembilan Tahun sudah berlangsung sepuluh tahun. Mayoritas alasan tidak bersekolah adalah karena faktor biaya. Namun di lain pihak, pertumbuhan kendaraan pribadi di kota-kota besar maupun kecil amat tinggi. Ini menunjukkan adanya suatu ironi ketidakadilan: di antara banyak orang-orang yang hidup dalam kemiskinan, banyak pula yang hidup dalam kemewahan. Masalahnya, adanya ketidakpekaan dari yang kaya terhadap yang miskin.
Ironisnya, ketidakadilan juga diperlihatkan negara. Di satu pihak anggaran pendidikan dikurangi dengan alasan negara sedang bangkrut, tetapi di lain pihak negara bisa membayar bunga dan cicilan utang luar negeri yang mencapai Rp 134 triliun dalam satu tahun, bisa memberi uang pesangon pegawai kontrakan BPPN ratusan miliar (padahal umumnya tidak ada pegawai kontrakan itu dapat pesangon), bisa membeli helikopter, dan membebaskan para koruptor kelas kakap yang selama ini membuat bangsa Indonesia jatuh miskin. Subsidi negara untuk pendidikan terkonsentrasi ke sekolah-sekolah favorit, sementara sekolah-sekolah swasta pinggiran yang menampung golongan miskin dan bodoh malah tidak ada subsidi sama sekali. Lalu kepada siapa anak-anak miskin dan bodoh itu mengeluhkan soal nasibnya bila negeri sendiri tidak peduli pada mereka?
Rasa pedih tidak bisa bersekolah sebetulnya tidak hanya dirasakan anak- anak, tetapi juga oleh orangtua yang berhasrat menyekolahkan anaknya, tetapi terbentur masalah biaya yang tidak terjangkau. Mahalnya biaya pendidikan dari taman kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi (PT) membuat orangtua miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Mengingat, masuk TK dan SDN saja sekarang ada yang memungut biaya Rp 500.000-Rp 1.000.000, bahkan banyak yang di atas Rp 1 juta. Sementara masuk ke SLTP-SLTA bisa mencapai Rp 1 juta-Rp 5 juta (tergantung sekolah). Celakanya, kini SLTP/SLTA negeri tidak otomatis lebih murah dibandingkan negara sekolah swasta. Semua amat tergantung kebijakan sekolah masing-masing.
Bayar sendiri
Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan konsep MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). Di negara-negara lain seperti Selandia Baru, Australia, dan Amerika Serikat yang lebih dulu menjalankan MBS, memaknai MBS sebagai proses demokratisasi pengambilan keputusan di sekolah. Bila semula keputusan dilakukan secara tunggal oleh negara, dengan adanya MBS itu proses pengambilan keputusan dilakukan bersama pihak-pihak yang terlibat (multistakeholder), termasuk orangtua murid dan murid sendiri. MBS sama sekali tidak berkait dengan masalah biaya karena pembiayaan pendidikan tetap menjadi tanggung jawab negara.
Namun, di Indonesia MBS dimaknai lain, terutama untuk melakukan mobilisasi dana, bukan sebagai proses demokratisasi pengambilan keputusan pendidikan. Karena itu, pembentukan Komite Sekolah/Dewan Pendidikan-yang merupakan organ MBS-selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha. Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas.
Hasilnya, setelah Komite Sekolah terbentuk, segala pungutan uang selalu berkedok "sesuai keputusan Komite Sekolah". Namun, pada tingkat implementasinya tidak transparan karena yang dipilih menjadi pengurus dan anggota Komite Sekolah adalah orang-orang dekat Kepala Sekolah. Akibatnya, Komite Sekolah hanya menjadi legitimator kebijakan kepala sekolah, persis seperti Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3) di masa lalu. Dan MBS pun hanya menjadi legitimasi dari pelepasan tanggung jawab negara terhadap masalah pendidikan warganya.
Keluhan masyarakat dalam hal pendidikan, terutama golongan miskin, karena dari soal seragam sekolah, tas, sepatu, buku pelajaran, buku tulis, uang gedung, sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), tabungan, dan sejenisnya harus diusahakan dalam waktu amat singkat dan bersamaan, tidak otomatis mendapat respons dari Komite Sekolah. Sebaliknya, pihak sekolah melalui Komite Sekolah justru menegaskan, semua ini terjadi karena kini MBS, jadi semua harus diusahakan oleh sekolah. Dengan kata lain, MBS kependekan dari "Masyarakat Bayar Sendiri". Karena MBS, masyarakat bayar sendiri pendidikannya.
Kondisinya akan lebih buruk lagi bila kelak RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP) disahkan menjadi UU BHP. Berubahnya status lembaga pendidikan dari milik publik ke bentuk badan hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu pemerintah secara mudah dapat melemparkan tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Oleh karena itu, RUU BHP itu harus ditolak, jangan sampai disahkan menjadi undang-undang.
Kehadiran UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN) yang semula diharapkan dapat melindungi warga, ternyata malah mengaburkan hak- hak warga negara untuk memperoleh akses pendidikan dari negara. Pasal 34 Ayat (2) UU No 20 Tahun 2003 menyatakan "Pelaksanaan wajib belajar sembilan tahun tanpa memungut biaya". Namun, bunyi ayat ini dianulir oleh Pasal 46 Ayat (1) yang menyatakan, "Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat".
Adanya dua pasal kontradiktif itu memperlemah posisi warga. Warga yang menuntut pelayanan pendidikan secara gratis dapat dituntut balik dengan kata- kata "bukankah pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat?" Pasal 46 UU Nomor 20 Tahun 2003 inilah yang lalu menjadi cantolan pelaksanaan MBS.
Cara pemerintah melempar tanggung jawab pembiayaan pendidikan ke MBS itu lalu ditiru pengelola sekolah swasta. Meski masyarakat sudah tahu kalau sekolah-sekolah swasta itu sejak dulu mendapat subsidi kecil dari pemerintah, para pengelola sekolah swasta selalu melegitimasi pungutannya pada "MBS".
Karena MBS, sekolah harus mandiri sehingga biaya sekolah harus dinaikkan. Namun, transparansi dalam pengelolaan anggaran pendidikan tidak terjadi sama sekali.
Mengakhiri stres
Stres masyarakat yang pusing mencari sekolah dan biaya sekolah harus cepat diakhiri sebelum berkembang menjadi sakit jiwa. Ada beberapa langkah teknis dan strategis guna mengurangi stress itu. Pertama, secara teknis, Depdiknas perlu merevisi kalender pendidikan yang mengatur jadwal ujian akhir, ulangan umum semester genap, libur akhir tahun ajaran, penerimaan murid baru, dan permulaan tahun ajaran baru agar tidak berdekatan. Jadwal yang terlalu berdekatan membuat orangtua maupun murid tidak sempat bernafas. Orangtua terus diburu mencari biaya dan murid terus ditekan untuk belajar tiada henti. Kini, berilah kesempatan kepada orangtua dan murid untuk rileks sejenak melalui kecerdasan membuat kalender pendidikan.
Kedua, yang lebih strategis adalah mengoreksi konsep MBS dan organ (Komite Sekolah/Dewan Pendidikan) agar berfungsi sebagai proses pendemokratisasian pendidikan, bukan untuk mobilisasi dana pendidikan. Dana pendidikan tetap menjadi tanggung jawab negara, negara mampu menggratiskan biaya pendidikan bagi warganya yang miskin dari SD-PT asalkan mau. Terbukti banyak uang negara yang dikorup pejabatnya, pengusaha, bayar utang, membeli Sukhoi, operasi militer, dan inefisiensi lainnya. Jadi, jangan atas karena korupsi pejabat, masyarakat menjadi korban.
Ketiga, revisi UU No 20/2003 yang menjadi titik awal privatisasi pendidikan, sekaligus melempar tanggung jawab negara terhadap urusan pendidikan warganya. Pendidikan tetap menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh negara.
Keempat, batalkan rencana pembahasan dan pengesahan RUU BHP menjadi UU BHP karena hal itu akan mengantarkan bangsa ini masuk ke jurang kebodohan sepanjang masa.
Darmaningtyas Anggota Dewan Penasihat CBE di Jakarta

Psikopat.. wong sing jiwane ora waras,,.....

madurodam: miniatures of nederlands
I am popularizing the terms of some mankind mental 'heart' diseaseas, that is, jubriyarikikahlim, short for ujub (arrogant), riya (show off), iri (jealous), dengki (hatred), serakah (greedy) and dlolim (hostile/evil).

May The Highest, The AllMightiest, The Creator and The Owner of all existences prevent us from those illnesses and lead us to the right and blessed directions and actions.

PSIKOPAT DI TEMPAT KERJA
HATI-hati di tempat kerja. Barangkali ada teman, rekan, anak buah, atau staf yang menderita psikopat. Menurut psikolog kriminal, Dr John Clarke, penderita psikopat di tempat kerja selalu punya rencana licik, yang bisa merugikan bahkan menghancurkan Anda. Dari berbagai penelitian diketahui, satu persen dari pekerja dewasa men-derita penyakit kejiwaan ini.
Psikopat berasal dari kata psyche (jiwa) dan pathos (penyakit). Jadi, secara harfiah berarti sakit jiwa.
Tetapi ia berbeda dengan orang gila (skizofrenia). Sebab seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya.
Menurut Robert Hare, yang telah melakukan penelitian selama 25 tahun, seorang psikopat selalu membuat kamuflase rumit. Memutarbalikkan fakta, berbohong, memanipulasi, mencuri, dan menebar fitnah untuk mendapat kepuasan dan keuntungan diri sendiri.
Lebih-lebih psikopat sejati. Dia bisa menghancurkan semangat, karier, dan reputasi orang lain.


Ciri-ciri
Bagaimana ciri-ciri penderita psikopat? Menurut Clarke, beberapa ciri dari kepribadian dan pola perilaku mereka perlu dikenali, supaya seseorang bisa terhindar dari perilaku tak wajar itu.


Pertama, tak merasa berdosa. Penderita tak pernah menyesali perbuatan liciknya, berapa pun banyak orang yang menjadi korbannya.
Mereka suka menusuk dari belakang. Misal, mengklaim hasil kerja rekan sebagai karyanya. Atau berusaha menjatuhkan na-ma baik rekannya.
Kedua, tampilan memesona. Sukanya berbicara hebat-hebat, tetapi tidak ada kerja nyata. Ia lebih suka berhadapan empat mata dan menghindari rapat kelompok, supaya kedoknya tidak diketahui banyak orang.
Ketiga, manipulatif, membengkokkan sistem atau aturan perusahaan untuk kepentingan diri sendiri

Keempat, parasitis, mencari penghargaan dari hasil kerja orang lain.
Kelima, pembohong yang patologis. Ini berbeda dari pembohong ulung. Jika ketahuan, mereka mengajukan berbagai dalih untuk mencari selamat.
Keenam, sikapnya tak menentu. Ia hanya punya emosi pokok (senang, sedih, dan marah). Pergantian antaremosi terjadi sangat cepat: semenit senang, semenit marah, semenit lagi sedih.
Penderita psikopat mencari pertemanan dengan orang yang punya kedudukan lebih tinggi agar merasa terlindungi.
Namun mereka akan merongrong, sekaligus berteman dengan bos, serta berusaha meniti kedudukan di perusahaan.
Menurut Clarke, ada dua senjata yang bisa dipakai untuk melindungi diri dari psikopat, yaitu pendidikan dan kerja sama tim.
Kenali betul perilaku dan sifat-sifat mereka. Buat aturan-aturan kepegawaian yang membatasi gerak psikopat.
Selain itu, bentuk tim kerja yang bisa membuat mereka tak berdaya. Ciptakan lingkungan kerja yang menerapkan pendekatan kekeluargaan, sehingga psikopat tak punya kesempatan bergerak.


( sekang suara merdeka : Senen 9 april 2007 )





Thursday 1 November 2007

Kungker..Kunjungan kerja...

Kungker...stuba...... apamaning kiyeh..

Ya ngger para punggawa praja nek kepengin tindakan nang luar negeri utawa manca negara byasane tujuane ya kunjungan kerja utawa studi banding.....desingkat kungker utawa stuba...
Biayane ya biaya sekang negara lha sebab priyayi priyayi kuwe kan ngode lan ngabdi nggo negara...ben pada tambah kawruhe......mundak pengalamane mula dekon ndeleng jagat liyane....kon milang miling....ngko kon nyonto,,,nek ana sing lewih apik manfangati lan nggawe maju kon ditiru lan detularna...sing ala ora usah degawa gawa..... Upamane babagan pendidikan lan piwulangan sing kungker ya pejabat2 pendidikan daerah utawa pusat........

Kiye mau dina Kemis tanggal 1 November 2007...sedulur2 Punggawa2 pendidikan sekang Indonesia...ana sing sekang Depdiknas Pusat...sekang Propinsi Maluku, Sulaweai lan Sumatra Utara ya pada ulih kanugrahan kungker nang negara Landa....sempat mampir nang Sekolah Indonesia Nederland antar jam 2 awan nganti jam 4an......sawise sowan Dubes RI ing KBRI Den Haag. Rombongan ya ana wong 12 karo pemandune......sing tujuane ya minangka nggolet sisik melik lan nggawe dalan nggo mbukak program sister school utawa sekolah partner...sing siki lagi akeh dibutuhna nang Indonesia merga Undang Undang Pendidikan ngamanahna tiap kabupaten kudu mbukak sekolah bertaraf Internasional...sekang masing masing jenjang. Lha mula kuwe para pejabat gagehan takon takon lan kungker ben ulih wawasan lan pangerten sing mantep....ngko kena detularna maring sing mbutuhna.....
Lha ngesuk senen tanggal 5 arep kungker lan stuba maring American School ing Den Haag..ben lewih marem..soale nek kur ndeleng Sekolah Indonesia wlo nang luar negeri guru2 lan muride kan pada baen rupa lan werna kulite,,,ben variasi ngesuk ndeleng sekolahan sing akeh bulene he he he.......wis dhidsit lah yauw....
Mas Gunar Jarring aja ngguyu yah.....

hikayat bocah tukang ngarit ( 1 )

WONG NDESA
TUKANG NGARIT ( 1 )

Astaghfirullah...moga moga tulisan kiye udu sarana nggo pamer, sombong ujub utawa sum'ah..ning kur nggo lantaran netese rasa syukur sing tan kena dietung marang Guati Sing Maha Kuwaos..sing molak maliking jaman, sing mobah mosekna bumi, srengenge, langit, alam lan jagat saisine.....
Jan...sekang ati sing jero lan bersih...nyong kur arep ndopok babagan urip sing jan lakone ora kena dinyana...kabeh rahasiane Gusti Allah.....ya mbok ana wong sing ngarani werna werna ya ora apa2. Nalika nyong cilik... kakang adiku dulurku pirang2...ana sewelas cacahe...wong tua ora duwe kodean tetep utawa teratur, kur petani biasa,,,, ora ana kasil tetep....mulane sarayat ya kudu brayan...senasib sepenanggungan ....ben pada bisa mangan...carane ben bisa survivelah...luru pangan, sandang lan sarana urip liyane sing serba kecingkrangan.....Ya apa baen delakoni sing penting halal....ya ngingu pitik...wedus....lan liyane....ning kabeh ya anu ora profesional kur nggo samben thok......mulane kasil ya ora sepiraha....ngingu2 ayam ya kur diedoli endog lan pitike dadi ora anu depangan dewe.....ya mangan daging kur ngger ana acara badan, suran, rajab, syaban sing biasane akeh wong pada slametan lan kendurenan utawa duwe gawe......

lah bocah bocah awit cilik ya delatih kon pada nyambut gawe.....ana sing ngarit, nggolet kayu garing utawa repek nggo masak nang dapur, umbah2, bruwun, momong adine, nyapu ( mesia umahe esih lantai lemah )...nek musim panen pari ya kon pada derep....mangkat subuh bali ngisa mlaku puluhan kilo paling2 ulih pari sejiret,,,enggane dekilo nek wis dadi beras ya kur sekilo rong kilo.....wis kesele pol...gegere pegel kabeh..sikile mrengkel....kulite geseng..raine apa maning...wis pokoke ora rupa bocah......

Mulane ngger dolan bareng kanca2..wis rupane ora deropea...sandangane ala boa...nggendong adine pirang-pirang...jan langka sing simpatik utawa empatik.....langka sing gelem takon....apamaning mandeng utawa ngelus kanthi welas asih.....malah sering tangga teparo wong wong pada njarag nglarani ati...yakue.....ngger pas kumpul2 kanca pada dolan sing deceluk..dealem2 dewehi panganan, dewehi duit lan dekon mlebu ngumah kue ya kae bocah2 sing mloes mloes...resik2 awake lan apik apik klambine merga wong tuane mandan ana bandane mbuh halal mbuh haram....ning ya alhamdulillah awit cilik nyong ora gampang down lan mutung...nelangsa tah iya ( sedih ya nagis mbatin )...Nyong ya gumun sebabe apa menungsa pada nduweni watek pilih kasih....sewiyah wiyah lan dlolim karo bocah cilik utawa anake wong ora duwe sing jan ora njarag nek delairna dadi anake wong sekeng.....kadangkala malah de enyek nganggo omongan mbarang..dekilani cara bahasa Ngindonesiane ya dipandang sebelah mata...diremehna dan dicap bocah sing ora kabegyan...lah......

Semene dhisit lah..ngesuk tek sambung maning...akeh banget sambungane mbok 3 kilometer kertas ya ora cukup/........