Sunday 15 March 2009

The Power of Positive Attidudes 3

HIDUP INDAH SEJUK DENGAN IKHLAS

1. HATI YANG BERSIH---HIDUP TENTRAM, DAMAI, INDAH DAN BERKAH
Berjiwa besar,watak ksatria dan sikap yang bijaksana, adil, matang, dewasa, rendah hati; menggalang persahabatan dengan saling menghargai, saling menghormati, saling toleransi dan saling memahami; bermasyarakat dan bersaudara dengan berbaik sangka, saling manasehati dengan adab, tutur kata dan serta bahasa yang baik penuh hikmah, kasih sayang dan kesabaran; bergaul dengan ramah, damai/salam, sopan santun, berkontribusi/ berbagi ilmu dan apa saja dengan keihklasan, melayani dengan tulus dan penuh kehangatan. Saling memberi semangat dalam perjuangan dan pengabdian untuk kebaikan, kemajuan dan manfaat bersama dengan cara yang santun, terhormat dan bermartabat.

2. HATI YANG SAKIT---HIDUP RESAH YANG MENIMBULKAN MUSIBAH
Jubriya: Ujub ( bangga diri ), riya ( memamer-mamerkan keunggulan/ kelebihan diri ); Riki: Iri dan dengki ( tidak perlu paraphrase ); kahlim: serakah dan dlolim ( menyakiti/ merugikan/ menganiaya orang lain yang tidak bersalah dan tidak berdosa, baik dengan verbal maupun non verbal, baik fisik maupun non fisik, baik besar maupun kecil, baik tersembunyi atau terang-terangan baik halus maupun kasar ); sewot, membabi buta, menggerutu, me’ngeblame’/ menyalahkan orang lain, mencari kambing hitam, merendahkan/melecehkan orang lain, selalu mencari kelemahan dan kejelekan orang pihak lain; merasa susah/sedih kalau melihat/mengetahui orang lain senang,maju,berhasil atau sukses; dan sebaliknya, merasa senang/girang kalau melihat/mengetahui orang/pihak lain susah atau gagal; Picik, egois, memaksakan kehendak sendiri, mencari benarnya sendiri, tidak mau menerima argument/penjelasan orang lain… walupun didukung fakta data akurat ….kalau tidak sesuai dengan selera/pandangan pribadinya; menganalisis/ menyimpulkan/ menilai orang/pihak lain secara sepihak dan berburuk sangka tanpa check-cross check/ tabayyun; Mencari pemuasan ego dan narsismenya dengan suka kalau berhasil mencari musuh, memancing perdebatan/ pertengkaran yang tidak sehat, bersifat aggressive baik verbal maupun non verbal walaupun semua tidak disadarinya dan semaikin membabi buta kalau diingatkan atau di counter attack.

IBARAT/ ANALOGI:
1. Orang yang bersih hati dan ikhlas ibarat matahari yang …. dengan setia, ikhlas/tanpa minta sanjungan, tanpa minta sambutan, tanpa minta tanggapan, tanpa minta imbalan, tanpa menuntut pujian, tanpa mengharap sanjungan…. senantiasa memancarkan sinarnya dengan energy cahaya dan panas/hangatnya sebagi sumber kehidupan bagi manfaat segala mahluk hidup atau mati di seluruh bumi dan tata surya yang mampu dijangkaunya. Maha Besar Allah Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan semuanya dengan segala rahmat dan berkahnya yang tak terhingga banyaknya dan tak ternilai harganya.

2. Orang yang tidak ikhlas ibarat orang yang merasa hebat telah ‘merasa’ menyumbangkan sesuatu yang hebat dan banyak…ibarati dermawan yang telah ‘merasa’ memberikan berton-ton beras bagi orang yang dianggap miskin dan kelaparan…tetapi memberikanya dengan penuh kejumawaan/ arrogansi, dengan mencaci-maki , dengan mengomel –ngomel tentang keburukan, kelemahan, kekurangan, kemalasan dan kebodohan pihak yang diberi. Dalam pandangan spiritual, perilaku orang yang merasa hebat telah ‘merasa’ banyak beramal/ berbuat / menyumbangkan kebaikan sampai menepuk-nepuk dada sambil berjingkrak-jingkrak menghiba-hiba agar ‘diakui/disanjung’ oleh seluruh dunia seisinya, di mata Yang Maha Menentukan Kehidupan/Mematikan….perbuatannya akan sia-sia , ibarat hangusnya timbunan-timbunan kayu bakar kering yang menghacurkan hijau sejuknya hutan dan menimbulkan panas/sangarnya pergaulan dan kehidupan.

Den Haag, 15 Maret 2009
Salam,
Hamba sahaja, wong ndeso rakyat jelata

Sunday 1 March 2009

The Power of Positive Attidudes 2

Kasih Sayang

Kasihilah penghuni bumi, niscaya engkau dikasihi penghuni langit. Muhammad Rasulullah Dalam hadis di atas, yang dimaksud ''penghuni langit'' adalah Allah dan para malaikatNya. Adapun ''penghuni bumi'' yang patut dikasihi dan sekaligus dikasihani, merujuk riwayat Abu Hurairah, yaitu segala yang bernyawa. Dengan demikian, menolong mereka -- termasuk memberi air kepada anjing yang kehausan, seperti disabdakan Rasulullah -- berpahala. Tak mengherankan bila kemudian para sahabat Nabi SAW saling berlomba untuk mengasihi para penghuni bumi. Abu Darda, misalnya, begitu sayang kepada burung. Ia berkeliling mendekati anak-anak untuk membeli burung mereka. Ia lalu melepas burung-burung itu seraya berkata, ''Terbanglah, dan kamu bebas mencari penghidupan sendiri.''

Rahmat Allah yang oleh Alquran disebut mencakup segala sesuatu (wasi'at kulla syai'in), seluruh nikmat yang kita rasakan, barulah satu dari seratus rahmat-Nya. Sedang 99 rahmat yang lain sementara masih ditahan, dan seperti dikatakan Rasulullah, akan diberikan khusus kepada hamba-hambanya yang beriman yang di dalam dirinya terdapat getaran cinta. Sabda Rasulullah: ''Yang bisa masuk surga hanyalah orang yang mempunyai rasa belas kasihan.''Menebar rasa cinta haruslah menyeluruh, tidak pandang bulu, bahkan kepada para preman atau bangsat sekalipun. Kepada mereka, kita tidak boleh mengutuk dan mengumbar dendam. Rasulullah SAW, bahkan, menyuruh kita prihatin dan mendoakan mereka: Alhamumma irhamhu. Allahumma tub 'alaihi (Ya Allah, kasihanilah dia. Ya Allah, ampunilah dia). Kasih sayang (rahmah) juga berarti harapan agar seseorang kembali ke pangkuan Ilahi. Seorang sufi Syaqiq al-Zahid mengatakan: ''Pada saat kamu teringat atau bertemu orang jahat, kemudian kamu tidak merasa belas kasihan kepadanya, berarti kamu lebih jahat dari dia.'' Cinta kepada sesama adalah tolok ukur iman seseorang. Rasulullah SAW menegaskan, ''Bila seseorang tidak punya rasa belas kasihan terhadap sesamanya, maka Allah pun tidak menaruh kasihan kepadanya.'' (riwayat Bukhari-Muslim).

Bahkan, dalam hadis yang lain disebutkan bahwa salat dan puasa belum cukup membawa seseorang ke surga sampai dadanya bersih dari dendam, hatinya penyayang, dan berbelas kasih terhadap sesama. Khalifah Umar bin Abdul Aziz menjelaskan, amal yang paling disenangi Allah SWT ada tiga: ''Memberi maaf sewaktu sempat membalas dendam, berlaku adil saat emosi, dan menaruh belas kasihan terhadap sesama hamba Allah.'' Dalam kehidupan kita ini, begitu banyak manusia yang patut dikasihani: yang miskin, yang tak beribu bapak, yang jahat karena terpaksa, yang terkena musibah, dan seterusnya. Mereka adalah makhluk seperti kita, bernyawa. Bedanya, nasib baik belum berpihak kepada mereka. - ahi


By D. Sirojuddin AR/ Republika.online

Jumat, 27 Februari 2009