Tuesday 30 October 2007

Sejatining Urip

Sejatine urip ing alam dunyo iki kadyo wong mampir ngombe. Nanging umume manungso kapincut gebyare panggonan ampiran mau..yaiku dunya saisine sing ora langgeng utowo bakal sirna....iki pancen disengkuyung dening pakartine syetan supoyo menungso lali marang tujuan urip sejati yaiku urip mulya slamet sejahtera ing surgo....mulo ano telung golonganing manungso sing mbesuk arep ngunduh wohing pakarti nalika mampir ngombe yaiku.....manungso mudlarat....manungso mubah.....lan manungso manfangat.... manungso mudlarat iku manungso sing tansah nglakoni pakarti olo, budi candolo, daksio sewiyo wiyo marang sepodo podo.....manungso mubah yaiku manungso sing koyo dene watu meneng nglegeg ora ono gunane opo opo..ono tumindak olo yo ora urusan..ono barang lan tumindak becik yo ora dibelo....sing dipikirke yo mung urusane dewe..untunge dewe..enake dewe...menange dewe....sing penting awake dewe aman ora resiko.......... menungso manfaat yoiku manungso sing tansah ninda'ake amar ma'ruf nahi munkar lan fastabiqul khoirot..ngudi marang kesaenan kanthi ikhlas ati bersih namung krono gusti ingkang Moho Kuwaos ingkang dipun udi ridlonipun......
Halal bi Halal.....

Halal bi Halal utawi silaturahmi meniko salah sawijining tradisi bangsa Indonesia. Kegiatan meniko dipun wontenaken minongko ajang pepanggihan, salam salaman lan ngapuro ngapuranan sawise rampung puasa ing wulan Romadhon lan sawise sholat Idul fitri..

Sekolah Indonesia Nederland ( SIN ) inggih ngawontenaken acara meniko dinten wau Selasa tanggal 30 october 2007..ing Aula Sekolah. Acara meniko dipun rawuhi dening para siswa, orangtua/wali, tangga teparo sekolah, masyarakat Belanda lan pihak KBRI. Acara dipun wiwiti jam 12 siang..ngantos jam 14.30 kanthi dhaharan masakan khusus Indonesia ingkang dipun kontribusi dening para orangtua/ wali murid, guru2 lan siswa...... wonten ing kalodangan meniko inggih dipun selingi hiburan spontanitas saking para siswa SIN minongko ajang kreasi apresiasi lan expresi pengembangan diri siswa kados maos puisi, kur tembang2 rohani lan nasional.

Saturday 27 October 2007

my images




















  1. friendly indonesian-nederlander gapple tournament: sin wassenaar nederland, sunday 12 october 2007 ( photo courtesy by danny lim )
  2. with mz sundari sukotjo, indonesian embassy independence day celebration: sin wassenaar nederland, 17 august 2007 ( photo by wariso siswoyo )
  3. at arc de triomphe paris france; study tour with students n family 15 march 2007
  4. with mr deddy mizwar: indonessian embassy cultural extravaganza : sin wassenaar nederland, 18 may 2007
  5. with kapustekkom depdiknas ri, mr lilik gani, at keukenhoff nederland, 17 april 2007

Hijrahipun Hamba-Hamba Alloh

KEPALA SEKOLAH BARU SEKOLAH INDONESIA NEDERLAND ( SIN )

Perkenalan di Kedutaan Besar RI di Den Haag 4 April 2007
Eka Tanjung ( Wartawan Radio Nederland Seksi Indonesia- Hilversum Nederland )
16-04-2007

Sekolah Indonesia di Wassenaar Nederland (SIN) punya Kepala Sekolah baru. Bapak Saidan, sebelumnya adalah guru dan wakil kepada sekolah SMA Negeri Patikraja, Purwokerto Banyumas, Jawa Tengah. Ia terpilih menjadi kepala sekolah SIN itu setelah mengikuti seleksi ketat tingkat daerah, propinsi dan nasional.

Target Kedepan
Dalam tiga tahun ke depan sebagai kepala di Sekolah Indonesia di Belanda (SIN), ia ingin menjalankan misi dan tugasnya dalam memberikan bekal maupun akses pendidikan bagi seluruh siswa Indonesia di Belanda dan Eropa. Dengan bangga Pak Saidan menyampaikan bahwa SIN memiliki keunggulan tersendiri di antaranya pendidikan agama, moral, budi pekerti, akhlak mulia serta nilai-nilai luhur dan patriotisme Indonesia.
Membandingkan fasilitas dan kwalitas sekolah Indonesia di Nederland dengan sekolah-sekolah di Indonesia, Pak Saidan mengatakan banyak sekolah di Indonesia juga tidak kalah. Ia mencontohkan jumlah murid sekolah di Indonesia yang sampai seribu siswa. Bahkan sampai harus ada seleksi dan menolak siswa. Sedangkan SIN di Belanda ini jumlah muridnya tahun ajaran 2006/7 hanya 31 siswa (7 siswa SD, 14 siswa SMP dan 10 SMA.) Siswa yang sekolah di SIN itu kebanyakan putra-putra diplomat, putra para tentara AL satgas Korvet yang bertugas di Vlissingen Belanda, dan masyarakat Indonesia yang bermukim di Belanda/Eropa.

Jumlah Siswa Harus Ditingkatkan

Pak Saidan menyadari jumlah siswa di sekolahnya bisa ditingkatkan. Untuk itu dia akan lebih giat mempromosikan SIN lewat media massa, sosialisasi ke masyarakat Indonesia di Belanda dan Eropa dan para diplomat di KBRI di seluruh Eropa. Untuk siswa yang tinggal di luar Belanda, SIN menyediakan asrama yang mampu menampung sampai 40 siswa."Sekarang ini sudah ada diplomat RI di Roma Italia, Brussel Belgia, Hamburg Jerman, Paris Perancis dan Praha Ceko yang menyekolahkan putra-putri mereka di SIN Belanda," demikian imbuhnya. Ditanya tentang karakter pribadinya, pria kelahiran Kebumen Jawa Tengah, 24 Agustus 1966 itu mengatakan dirinya sebagai seorang yang mengemban amanah yang akan dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun di akhirat. Ia menganut sistem management modern dimana seorang kepala sekolah merupakan koordinator, sehingga seluruh keputusan, kebijakan maupun hal-hal menyangkut kepentingan umum masyarakat dan kepentingan siswa diambil berdasarkan hasil musyawarah yang melibatkan seluruh komponen sekolah siswa, guru dan orang tua.

Pimpinan Demokratis dan Sinergis
Sebagai kepala sekolah Pak Saidan tidak menerapkan model straf atau sangsi secara fisik, jadi kalau ada anak yang "bandel" ia lebih memilih pendekatan psychologis. "Mendengarkan dan mengajak duduk berdiskusi, dan mencarikan solusi secara kekeluargaan. Dari pandangan pendidikan tidak ada anak nakal, yang ada adalah anak yang butuh perhatian dan butuh didengarkan."
Baru sampai di Belanda Pak Saidan sudah berkenalan dengan sulitnya mencari tempat tinggal di Belanda. Setelah satu bulan mencari, ia akhirnya bisa bernafas lega menemukan tempat tinggal di Belanda bersama istri Dwi Noerani dan tiga anaknya yaitu Hilda Latifa Zahrahma SD kelas 1, Muhammad Basyir Berendra SD kelas 6 dan Muhammad Habib Mahendra kelas 3 SMP.
Ketika ditanya kesannya tentang Belanda, Pak Saidan mengatakan bahwa walaupun Belanda dingin tapi keluarganya menikmati dan mensyukuri kesempatan yang tidak bisa dinilai dengan uang. Dia bersyukur Belanda memiliki komunitas Indonesia yang besar dan ada sekolah Indonesianya ( sumber: ranesi 16-04-2007 )