Monday 20 April 2009

The Power of Positive Attidudes 4

ARIF, BIJAK DAN PROPORSIONAL
Jika kita dikaruniai oleh Tuhan/ ditakdirkan memiliki kelebihan dalam hal apapun, termasuk kepandaian dalam menulis, menyusun kata-kata, melihat dan membaca femomena, mengekspresikan diri lewat karya-karya, atau kepandaian/ kecakapan lain yang pasti berbeda –beda setiap manusia…arif dan bijaklah dalam memandang dunia…jernih dan proporsionalah dalam mendeskripsikan, mensikapi dan memperlakukan sesama dan fenomena lainnya.

i. Jika kebetulan kita berjumpa dengan sang juara dunia renang misalnya …janganlah kita memaki-maki, mengumpat, memarahi, memperolok-olok atau mengomelinya kalau dia tidak bisa bermain bola dengan baik atau dia tidak mau dan tidak bisa diajak main badminton atau tidak tahu apa-apa tentang olah raga anggar dan balap mobil misalnya.

ii. Kalau kebetulan kita bertemu dengan petani buta huruf yang sedang mencangkul di sawah di desa terpencil misalnya…janganlah kita terus membabi buta ,mengomeli dan memaki-makinya ketika ternyata dia tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis,,,apalagi membuat kalimat, atau paragraph-paragraf yang indah atau karangan yang informative misalnya.

iii. Kalau kita berjumpa dengan seorang petugas kebersihan kota yang rajin, disiplin dan penuh tanggungjawab walau sudah tua renta…seorang tukang sapu jalan yang sederhana dan jujur misalnya …janganlah kita marah, sewot dan membabi buta menuduhnya bodoh atau tidak berjiwa melayani ketika dia tidak bisa memberikan informasi tentang sistem perbankan, perpajakan, jaminan social, konstruksi jembatan, teknik bangunan atau manajemen kependudukan misalnya…

iv. Kalau kebetulan kita berjumpa dengan seekor kucing di jalan misalnya… janganlah kita menuduhnya sombong atau arrogant ketika dia tidak bisa dan tidak mau berbicara dengan kita,,,janganlah kita sewot, marah, memaki-maki dan menyalahkan serta mencelanya kenapa dia berjalan dengan kaki empat, kenapa dia berbulu, kenapa dia tidak naik sepeda atau tidak memakai baju misalnya…

v. Jika kebetulan kita tidak sengaja menabrak pohon misalnya… entah karena meleng (kurang hati-hati) atau oleng (mabuk/ sempoyongan) atau gembeleng (berhaha-hihi/ petantang-petenteng) misalnya… janganlah sewot, memaki-maki dan menyalahkan pohon itu…janganlah menggerutu, memarahinya dan mencelanya…dan janganlah menyumpah serapahinya…misalnya dengan gerutuan sbb;..hai pohon,,,kenapa kamu tumbuh disini...kenapa kamu tidak minggir ketika badanku akan menabrak…kenapa kamu tidak berbicara dan mengingatkan aku…kenapa kamu besar…kenapa kulitmu kasar…kenapa daunmu hijau tidak putih seperti wajah istriku…dst..dst..dst…ha ha ha....Hidup itu terlalu indah untuk digerutuin Man…Peace!!!…
Den Haag, 19 April 2009
hambasahaja-rakyatjelata
s.s.