Saturday 3 November 2007

Psikopat.. wong sing jiwane ora waras,,.....

madurodam: miniatures of nederlands
I am popularizing the terms of some mankind mental 'heart' diseaseas, that is, jubriyarikikahlim, short for ujub (arrogant), riya (show off), iri (jealous), dengki (hatred), serakah (greedy) and dlolim (hostile/evil).

May The Highest, The AllMightiest, The Creator and The Owner of all existences prevent us from those illnesses and lead us to the right and blessed directions and actions.

PSIKOPAT DI TEMPAT KERJA
HATI-hati di tempat kerja. Barangkali ada teman, rekan, anak buah, atau staf yang menderita psikopat. Menurut psikolog kriminal, Dr John Clarke, penderita psikopat di tempat kerja selalu punya rencana licik, yang bisa merugikan bahkan menghancurkan Anda. Dari berbagai penelitian diketahui, satu persen dari pekerja dewasa men-derita penyakit kejiwaan ini.
Psikopat berasal dari kata psyche (jiwa) dan pathos (penyakit). Jadi, secara harfiah berarti sakit jiwa.
Tetapi ia berbeda dengan orang gila (skizofrenia). Sebab seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya.
Menurut Robert Hare, yang telah melakukan penelitian selama 25 tahun, seorang psikopat selalu membuat kamuflase rumit. Memutarbalikkan fakta, berbohong, memanipulasi, mencuri, dan menebar fitnah untuk mendapat kepuasan dan keuntungan diri sendiri.
Lebih-lebih psikopat sejati. Dia bisa menghancurkan semangat, karier, dan reputasi orang lain.


Ciri-ciri
Bagaimana ciri-ciri penderita psikopat? Menurut Clarke, beberapa ciri dari kepribadian dan pola perilaku mereka perlu dikenali, supaya seseorang bisa terhindar dari perilaku tak wajar itu.


Pertama, tak merasa berdosa. Penderita tak pernah menyesali perbuatan liciknya, berapa pun banyak orang yang menjadi korbannya.
Mereka suka menusuk dari belakang. Misal, mengklaim hasil kerja rekan sebagai karyanya. Atau berusaha menjatuhkan na-ma baik rekannya.
Kedua, tampilan memesona. Sukanya berbicara hebat-hebat, tetapi tidak ada kerja nyata. Ia lebih suka berhadapan empat mata dan menghindari rapat kelompok, supaya kedoknya tidak diketahui banyak orang.
Ketiga, manipulatif, membengkokkan sistem atau aturan perusahaan untuk kepentingan diri sendiri

Keempat, parasitis, mencari penghargaan dari hasil kerja orang lain.
Kelima, pembohong yang patologis. Ini berbeda dari pembohong ulung. Jika ketahuan, mereka mengajukan berbagai dalih untuk mencari selamat.
Keenam, sikapnya tak menentu. Ia hanya punya emosi pokok (senang, sedih, dan marah). Pergantian antaremosi terjadi sangat cepat: semenit senang, semenit marah, semenit lagi sedih.
Penderita psikopat mencari pertemanan dengan orang yang punya kedudukan lebih tinggi agar merasa terlindungi.
Namun mereka akan merongrong, sekaligus berteman dengan bos, serta berusaha meniti kedudukan di perusahaan.
Menurut Clarke, ada dua senjata yang bisa dipakai untuk melindungi diri dari psikopat, yaitu pendidikan dan kerja sama tim.
Kenali betul perilaku dan sifat-sifat mereka. Buat aturan-aturan kepegawaian yang membatasi gerak psikopat.
Selain itu, bentuk tim kerja yang bisa membuat mereka tak berdaya. Ciptakan lingkungan kerja yang menerapkan pendekatan kekeluargaan, sehingga psikopat tak punya kesempatan bergerak.


( sekang suara merdeka : Senen 9 april 2007 )





2 comments:

G. Jarring said...

Terima kasih Pak Saidan, atas distribusi artikelnya tentang "psikopat". Semoga kita terhindar dari sifat tersebut. Wassalam, G. Jarring.

G. Jarring said...

Terima kasih Pak Saidan, atas distribusi artikelnya tentang "psikopat". Semoga kita terhindar dari sifat tersebut. Wassalam, G. Jarring.