Saturday 27 October 2007

Hijrahipun Hamba-Hamba Alloh

KEPALA SEKOLAH BARU SEKOLAH INDONESIA NEDERLAND ( SIN )

Perkenalan di Kedutaan Besar RI di Den Haag 4 April 2007
Eka Tanjung ( Wartawan Radio Nederland Seksi Indonesia- Hilversum Nederland )
16-04-2007

Sekolah Indonesia di Wassenaar Nederland (SIN) punya Kepala Sekolah baru. Bapak Saidan, sebelumnya adalah guru dan wakil kepada sekolah SMA Negeri Patikraja, Purwokerto Banyumas, Jawa Tengah. Ia terpilih menjadi kepala sekolah SIN itu setelah mengikuti seleksi ketat tingkat daerah, propinsi dan nasional.

Target Kedepan
Dalam tiga tahun ke depan sebagai kepala di Sekolah Indonesia di Belanda (SIN), ia ingin menjalankan misi dan tugasnya dalam memberikan bekal maupun akses pendidikan bagi seluruh siswa Indonesia di Belanda dan Eropa. Dengan bangga Pak Saidan menyampaikan bahwa SIN memiliki keunggulan tersendiri di antaranya pendidikan agama, moral, budi pekerti, akhlak mulia serta nilai-nilai luhur dan patriotisme Indonesia.
Membandingkan fasilitas dan kwalitas sekolah Indonesia di Nederland dengan sekolah-sekolah di Indonesia, Pak Saidan mengatakan banyak sekolah di Indonesia juga tidak kalah. Ia mencontohkan jumlah murid sekolah di Indonesia yang sampai seribu siswa. Bahkan sampai harus ada seleksi dan menolak siswa. Sedangkan SIN di Belanda ini jumlah muridnya tahun ajaran 2006/7 hanya 31 siswa (7 siswa SD, 14 siswa SMP dan 10 SMA.) Siswa yang sekolah di SIN itu kebanyakan putra-putra diplomat, putra para tentara AL satgas Korvet yang bertugas di Vlissingen Belanda, dan masyarakat Indonesia yang bermukim di Belanda/Eropa.

Jumlah Siswa Harus Ditingkatkan

Pak Saidan menyadari jumlah siswa di sekolahnya bisa ditingkatkan. Untuk itu dia akan lebih giat mempromosikan SIN lewat media massa, sosialisasi ke masyarakat Indonesia di Belanda dan Eropa dan para diplomat di KBRI di seluruh Eropa. Untuk siswa yang tinggal di luar Belanda, SIN menyediakan asrama yang mampu menampung sampai 40 siswa."Sekarang ini sudah ada diplomat RI di Roma Italia, Brussel Belgia, Hamburg Jerman, Paris Perancis dan Praha Ceko yang menyekolahkan putra-putri mereka di SIN Belanda," demikian imbuhnya. Ditanya tentang karakter pribadinya, pria kelahiran Kebumen Jawa Tengah, 24 Agustus 1966 itu mengatakan dirinya sebagai seorang yang mengemban amanah yang akan dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun di akhirat. Ia menganut sistem management modern dimana seorang kepala sekolah merupakan koordinator, sehingga seluruh keputusan, kebijakan maupun hal-hal menyangkut kepentingan umum masyarakat dan kepentingan siswa diambil berdasarkan hasil musyawarah yang melibatkan seluruh komponen sekolah siswa, guru dan orang tua.

Pimpinan Demokratis dan Sinergis
Sebagai kepala sekolah Pak Saidan tidak menerapkan model straf atau sangsi secara fisik, jadi kalau ada anak yang "bandel" ia lebih memilih pendekatan psychologis. "Mendengarkan dan mengajak duduk berdiskusi, dan mencarikan solusi secara kekeluargaan. Dari pandangan pendidikan tidak ada anak nakal, yang ada adalah anak yang butuh perhatian dan butuh didengarkan."
Baru sampai di Belanda Pak Saidan sudah berkenalan dengan sulitnya mencari tempat tinggal di Belanda. Setelah satu bulan mencari, ia akhirnya bisa bernafas lega menemukan tempat tinggal di Belanda bersama istri Dwi Noerani dan tiga anaknya yaitu Hilda Latifa Zahrahma SD kelas 1, Muhammad Basyir Berendra SD kelas 6 dan Muhammad Habib Mahendra kelas 3 SMP.
Ketika ditanya kesannya tentang Belanda, Pak Saidan mengatakan bahwa walaupun Belanda dingin tapi keluarganya menikmati dan mensyukuri kesempatan yang tidak bisa dinilai dengan uang. Dia bersyukur Belanda memiliki komunitas Indonesia yang besar dan ada sekolah Indonesianya ( sumber: ranesi 16-04-2007 )

No comments: